Jumat, 30 November 2012

iPhone 4S



Is Siri, Apple’s brand new, exclusive iPhone 4S feature, is reportedly being tested on previous iDevices, a new rumor suggests.
When the 4S was announced back in October, many thought the voice assistant relied on the A5 chip’s extra power to run. Not so. Thanks to some crafty developers,we know that’s a bunch of baloney. Getting the software ready for us common folk is another matter entirely, however.
Siri Headed to Older iDevices?
Today, Jailbreak Nation, citing a source close to Apple, claims Siri is potentially headed for older iDevices in a new softwareupdate, meaning no hacking involved. Apple employees have reportedly been given access to special software that will allow Siri to function on a device like last year’s iPhone 4, but no word on when or if the update will be available. The software is merely in the testing phase, but all accounts say everything runs smooth as silk.
Remember, Siri was once a third-party app available in the App Store until Apple bought the companyearly last year. Back then, the software was capable of running on any device, but it was removed early last month to make way for its inclusion on the iPhone 4S.
Siri is an enormous marketing tool for Apple and one of only a few distinguishing features over last year’s model, so it’s hard to imagine Apple further blurring the line between the two. Just because Siri was tested on a device like an iPhone 4 doesn’t mean it’s going to be released. When Apple hits us with new products, they always include a feature hoping to entice people to upgrade or to attract new customers, so offering big software like Siri on an older device would in all likelihood draw way too much attention away from the iPhone 4S.
While the iPhone 4 is more than capable of running Siri, the probability that it will find its way to the device is next to none. When asked if she was joining last year’s iPhone 4, Siri said she didn’t understand. We’ll bring you more when we get it.
Would you buy an iPhone 4 or iPhone 4S if both offered Siri?

http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=f_JRZI9o49w

Jumat, 09 November 2012

Bisnis Gelap ‘Like’ di Facebook

Para pengguna Facebook yang mengklik link yang berbunyi “Klik ini jika Anda membenci kanker” bisa jadi mendapatkan kejutan yang tidak menyenangkan. Link seperti gambar ini tidak berpengaruh apa-apa dan hanya digunakan untuk mengumpulkan “like” yang akan dijual. Membuat para penipu online menjadi kaya. Like yang Anda berikan bisa membuat mereka makin kaya. (Facebook) Begitu telah mengumpulkan banyak “like”, halaman itu kemudian dijual untuk mendapatkan uang kepada para pelaku bisnis agar mereka agar terlihat populer. Sebuah blog yang diposkan oleh Daylan Pearce, ahli mesin pencari di Next Digital di Melbourne, menjelaskan bagaimana cara kerja penipuan (scam) dan menunjukkan bagaimana halaman-halaman tersebut dijual. Unggahan gambar yang berisi deskripsi seperti “Klik ‘like’ jika Anda bisa melihat harimau”, atau “Berikan komentar dan lihatlah apa yang akan terjadi” digunakan untuk mengumpulkan “like” dan komentar untuk sejumlah halaman. Begitu halamannya telah mengumpulkan ribuan “like” dan komentar, maka halaman itu akan memiliki posisi tertinggi dalam News Feed para pengguna Facebook. “Like” bagaikan mata uang bagi situs tersebut. Pearce mengungkapkan bahwa halaman dengan 100.000 “like” dapat dijual seharga $200 (sekitar Rp2 juta). Pearce menjelaskan dalam blognya, semakin banyak “like” dan “share” dan komentar yang didapat, semakin terbuka pula peluang mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek dan panjang. Begitu sebuah halaman sudah mendapatkan 700 ribu “like” (dengan cara menipu), maka halaman itu akan dijual ke orang lain yang ingin populer dalam waktu cepat. Informasi halaman pun diubah — bukan lagi soal kanker, binatang dsb tetapi mengenai bisnis. David Em, peniliti jaringan keamanan senior di Kaspersky Lab berkata, “Situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter mengalami peningkatan target kejahatan dunia maya.” “Alasan utamanya adalah kepercayaan yang dirasakan oleh orang-orang saat berhubungan dengan para sahabat mereka secara online. Orang-orang lebih senang mengklik sebuah link yang dibagikan teman, dan rasa kepercayaan itulah yang dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan di dunia maya.” (Yahoo! News)